ILMU BUDAYA DASAR - KEINDAHAN DAN PENGHARGAANNYA

Nama: Utami Rachmadila
NPM: 26319449
Kelas: 1TB03
Teknik Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma


Tugas Blog Pertemuan 2
Ilmu Budaya Dasar
Keindahan dan Penghargaannya

"Wah, indah ya!" begitu kira-kira kalimat yang terucap ketika kita melihat pemandangan kampung halaman. Dengan kenampakan alam yang membuat kita senang, susah berpaling, segar, istilahnya 'mencuci mata'. Saat kita melihat karya seni pun kata indah seringkali dipakai sebagai standar suatu kesuksesan karya. Menurut A, karya seni ini indah. Menurut B, karya seni ini biasa saja. Sesuatu yang indah lebih digandrungi daripada yang biasa saja.
Sering dipakai, namun sebenarnya apa itu keindahan?

Dari pengalaman saja, kata 'indah' sering kita pakai untuk sesuatu yang membuat kita senang melihatnya, mendengarnya, dan merasakannya. Jadi, kata kuncinya ialah 'senang' dan 'panca indera'.
Ketika kita sudah bisa melihat, mendengar dan merasakan sesuatu, otomatis kita sudah dapat menilai hal tersebut sesuai dengan pengalaman kita sendiri. Maka dari itu, jika orang lain merasakan bahwa suatu hal itu menyenangkan, belum tentu kita selalu 100% sependapat. Hal itu karena perbedaan pengalaman dan perspektif masing-masing. Jadi, opini ialah hal yang subjektif.

Karena suatu keindahan dapat kita deteksi dengan pengalaman masing-masing, itu berarti keindahan juga merupakan hal yang subjektif. Ini dapat dibuktikan dengan banyaknya selera yang berbeda-beda di seluruh dunia. Jadi, kata kunci selanjutnya mengenai keindahan ialah 'subjektif'.
Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa keindahan ialah sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indera dan perasaan hingga kita merasa senang, tergugah, terpesona, terkesima, takjub dan nikmat dalam merasakannya. Keindahan merupakan hal yang subjektif, tergantung persepsi bagaimana dan siapa yang merasakannya. Jadi, suatu keindahan tidak dapat dinilai kadarnya dengan kuantitas.

Darimana datangnya keindahan? Keindahan datang atas kuasa Sang Pencipta. Walau manusia dapat membuat sesuatu yang indah, hal itu tidak ada bandingannya dengan hal-hal yang diciptakan Tuhan. Lagipula kesuksesan keindahan buatan manusia dikarenakan kuasa Tuhan. Namun, kembali lagi bahwa ini tergantung masing-masing orang. Saya yang beragama meyakini hal itu.
Pengalaman saya dalam merasakan suatu keindahan seringkali terasa ketika memperhatikan sekitar. Baik fisiknya seperti alam dan seisinya, maupun hal-hal non-fisik seperti interaksi sosial, budaya non fisik, dan juga psikologis itu sendiri.

Bagaimana bisa? Ini dimulai ketika diri saya sedang diam, tak sedang mengerjakan apa-apa. Misalnya ketika saya diam di jok belakang motor ojek daring. Keadaan sunyi dan konstan memang sangat nyaman untuk merenung. Pandangan mata saya tujukan ke lingkungan sekitar. Melihat pohon, awan yang halus, kucing, langit yang luas, bangunan, manusia dan aktivitasnya, bahkan melihat bayi tertawa saja membuat saya merasa senang. Senang karena saya mengetahui semuanya baik-baik saja. Saat melihat hal-hal tersebut, saya selalu bertanya-tanya, bagaimana semua ini dapat terjadi? Semuanya terasa sangat pas. Semua terlihat menyenangkan ketika dirasakan. Apakah ini hanya perasaan bersyukur? Saya ragu-ragu. Karena tiap kali saya merenung, tak habis-habis saya berpikir "Bagaimana bisa? Ini sangat luar biasa." Saya takjub.

Namun, kembali lagi pada kata keindahan, dimana keindahan itu mungkin bukan hanya tentang perasaan senang saja. Tetapi lebih dari itu. Keindahan membuat kita takjub. Keindahan memiliki bentuk, pola dan seringkali sesuatu yang berwujud fisik. Ketika saya mudah sekali takjub akan keadaan sekitar, dan ada sesuatu yang lebih membuat saya takjub, ini berarti kalau sesuatu itu unik. Unik dan membuat saya bertanya-tanya "Bagaimana bisa ini diciptakan?". Keunikan itulah yang dapat saya kategorikan absolutely indah.

Hal indah yang sangat saya kagumi ialah terciptanya suatu materi dari yang sekecil bagian atom, sampai sebesar alam semesta. Yang membuat saya mengakui hal itu indah ialah keteraturan dan keterikatannya. Bagaimana semua hal dapat tersusun sedemikian rupa dengan hukum alam yang ada, seakan ada skenario yang sangat rumit dan tidak dapat dibayangkan oleh manusia. Melihat pegunungan yang sejuk saja membuat saya terkesima, dan bahkan merasa ingin berada di pengalaman itu terus menerus.

Pengalaman merasakan keindahan lain ialah yang paling sederhana dan hampir semua orang pernah melihatnya, yaitu melihat benda bersejarah peninggalan peradaban di museum. Saya melihatnya indah karena barang seperti itu bentuknya sederhana dan polos. Faktor lainnya ialah kealamiannya, mengikuti kebutuhan masyarakat zaman itu. Hal ini unik dan klasik. Dan saya akui itu hal yang indah.

Keindahan nonfisik yang berada sangat dekat dengan kita ialah perbedaan. Baik itu perbedaan suku, ras, agama, keturunan, dan sebagainya. Perbedaan memberikan suatu formasi beragam yang dapat saling menyatu dan melengkapi satu sama lain. Rasanya sangat senang dan terpukau ketika melihat hal itu terpampang jelas di acara festival nusantara seperti parade Asian Games, Upacara Kemerdekaan RI, dan sebagainya.

Sebagai seseorang yang juga hobi menggambar dan melukis, saya pun merasakan keindahan dari hasil karya saya sendiri. Keindahan itu bercampur dengan sugesti dari rasa kebanggaan. Menyenangi karya sendiri itu tak salah, bukan? Di dunia arsitektur pun banyak sekali keindahan yang patut dieksplor oleh saya sendiri sebagai mahasiswa arsitektur. Melihat dari gambar digital saja, saya sangat terkesima. Bagaimana jika saya mengunjungi tempatnya?

Namun, itu semua hanyalah pendapat saya. Anda semua bisa saja merasakan keindahan melalui sentuhan Ibu, atau mengagumi keindahan karya lukisan di sebuah pameran karya.
Keindahan adalah suatu anugerah yang merupakan bunga wangi di antara keburukan-keburukan yang ada di sekitar kita. Manusia dapat lebih mensyukuri keindahan karena adanya keburukan. Namun, perlu dicatat bahwa sesuatu yang indah tak selalu baik untuk manusia. Seperti jamur yang warnanya indah dan berpola, ternyata mengandung racun yang dapat mematikan.

Dari keindahan, kita dapat mengambil hikmah bahwa ada hal baik di antara yang buruk; ada yang menyenangkan hati dan visualnya bagus, namun belum tentu itu baik. Kita juga dapat mengetahui bahwa suatu karya seni tak ada standarnya. Karena tergantung bagaimana dan siapa yang merasakannya. Hikmah lainnya ialah perbedaan selera yang patut dijadikan sebagai kewajaran dan tidak diambil pusing.

Karena keindahan adalah sesuatu yang juga dapat rusak dan hilang, alangkah baiknya jika keindahan itu dihargai. Karena hadirnya keindahan itu merupakan hasil dari proses yang tak mudah. Dibalik sesuatu yang indah, ada penciptanya yang hebat.

Namun, marak kali karya seni yang dibajak, umumnya ialah musik, karya sastra, dan benda palsu lainnya yang bermerk kemudian diproduksi kembali oleh pabrik kw. Padahal itu merupakan tindakan illegal dan salah satu bentuk tak menghargai keindahan.

Untuk menghargai keindahan, dapat dimulai dari membiarkan keindahan tersebut ada sebagaimana adanya, memuji penciptanya dan ciptaannya, tidak merusaknya, memeliharanya dan menjaganya dari pengrusakan, dan tidak menghakimi oranglain yang berpendapat berbeda tentang keindahan dari sesuatu yang dirasakan (menghargai perbedaan selera).

Comments