ILMU BUDAYA DASAR-TANGGUNG JAWAB PRIBADI (Tugas Blog ke-6)

Nama: UTAMI RACHMADILA
NPM: 26319449
Kelas: 1TB03


TUGAS BLOG KE-6
ILMU BUDAYA DASAR
TANGGUNG JAWAB PRIBADI SEBAGAI GENERASI PENERUS

Saya lahir di dunia ini sekitar 20 tahun yang lalu. Jika dihitung, sudah sekitar seperempat jalan saya mengarungi hidup--jika rata-rata kematian manusia berumur 80 tahun. Lalu saya terpikir, apakah kelahiran saya dibutuhkan? Apa pentingnya jika saya ada? Pikir saya yang merasa belum ada andil apapun yang berarti dalam dunia ini. Namun, saya turut memikirkan, tak mungkin Sang Pencipta menciptakan saya tanpa sebab dan tujuan. Pasti ada sesuatu yang perlu saya perbuat. Namun, saya termenung lagi, bagaimana caranya supaya saya berarti.

Balik lagi ke awal dari kehidupan. Adanya diri saya yang hidup: bergerak, berpikir, dan dapat merasakan; pasti menyebabkan saya mendapati output dan input. Saya makan dan bernapas, memerlukan bantuan orang lain, itu semua input. Lalu outputnya apa? Saya melakukan sesuatu ke luar diri saya, menciptakan sesuatu ke luar diri saya, sehingga orang lain dapat merasakannya.

Atas hadirnya kebutuhan input tersebut, saya perlu menukarnya dengan output. Give and take adalah keseimbangan yang hakiki. Input dapat saya sebut hak. Hak saya untuk hidup dengan pilihan saya, hak saya untuk mengeluarkan pendapat, hak saya untuk mendapatkan pendidikan, hak saya untuk dapat nafkah dari orangtua saya sampai saya mampu mencari nafkah sendiri. Namun tanpa disadari, seringkali hak itu hanya diminta saja tanpa mengeluarkan pertukarannya. Dibalik hak, perlu adanya rasa bahwa '"Saya mendapatkan ini, berarti saya harus melakukan ini" atau yang lebih baik ialah "Saya memberikan ini, dan untuk kembalinya kepada saya itu urusan belakangan". Semua hak sangat dekat dengan ego manusia. Seperti kata "hak" yang belakangan ini disinonimkan dengan kata "terserah". Seperti: "Hak saya kalau saya parkir di sini." "Terserah saya kalau saya parkir di sini". Disini terlihat dimana manusia menginginkan dirinya sendiri yang paling baik. Sehingga, perlu adanya suatu kontrol agar ego itu tak melulu dipenuhi dengan gratis, apalagi ingin yang lebih tanpa suatu perbuatan.

Mengontrol keinginan atas hak yang harus didapat, bisa dilakukan dengan adanya tanggung jawab. Seperti kata-katanya saja. Tanggung berhubungan dengan suatu tanggungan atau beban, atau kewajiban. Dan jawab yang berhubungan dengan tanya, pertanyaan&permintaan, sehingga jawab ialah suatu timbal balik dari adanya pertanyaan dan permintaan. Ini berhubungan dengan give and take, tetapi tanggung jawab tidak hanya mengenai membalas perlakuan orang lain. Melainkan lebih dari itu. Tanggung jawab dapat menekan hak yang terus diminta oleh seseorang.

Tanggung jawab itu tak harus menunggu hak dibayar. Manusia yang kuat dan istimewa akan melakukan tanggung jawabnya tanpa perlu menghitung haknya yang sudah terpenuhi sudah seberapa banyak.

Tanggung jawab lekat dengan moral. Dimana perlakuan tanggung jawab itu ialah sesuatu yang baik/mulia. Tanggung jawab juga lekat dengan kekuatan dan ketangguhan seseorang. Ketika ada seseorang yang berani bertanggung jawab atas perbuatannya yang merugikan orang lain, seseorang itu dianggap wajar, tangguh dan keren karena sudah berani menghadap konsekuensi.

Lalu, saya yang berusia segini, mengakui bahwa masih banyak hak yang belum saya dapatkan dan juga saya masih belum terlalu berperan aktif memberikan output atas apa yang telah saya miliki. Yang ingin saya sampaikan ialah, saya sadar bahwasanya saya hidup diberi tujuan oleh Sang Pencipta, saya hidup dan otomatis saya memiliki tanggung jawab saya sendiri atas segala yang saya miliki dan lakukan. Tanggung jawab kepada diri sendiri maupun hal lainnya. Namun, segala tanggung jawab yang saya lakukan hanya sebatas hal-hal yang pokok saja. Seperti menanggung konsekuensi atas apa yang saya pilih, terutama untuk pilihan-pilihan yang hasilnya keluar di waktu dekat. Sekarang saya masih cemas, apakah saya sudah cukup tanggung jawab atas kehidupan yang telah Sang Pencipta berikan. Saya cemas apakah saya sudah cukup bertanggung jawab memilih masuk sekolah menengah jurusan IPA dan kuliah di jurusan arsitektur, dibandingkan dengan masuk SMK dan lulusnya langsung bekerja.

Saya yang sedang menempuh masa studi sarjana arsitektur, tentu saja memiliki tanggung jawab atas bidang ini. Saya yang sudah diberikan kesempatan oleh semesta, seharusnya memanfaatkan kesempatan ini untuk dapat bisa memajukan diri dan bangsa di bidang arsitektur. Saya pun memiliki tanggung jawab atas keluarga yang telah menopang saya sampai sejauh ini. Mereka menunggu anak sulungnya menggantikan kepala keluarga untuk mencari nafkah. Saya juga memiliki banyak lagi tanggung jawab untuk mematuhi seluruh aturan di negeri ini, sebab saya sudah mendapatkan hak warga negara yang umumnya sudah negara diberikan. Saya sebagai generasi muda, memiliki banyak mission-list karena pemuda lah yang paling berpotensi berkembang dengan maksimal. Ini usia emas saya, dan saya seharusnya menjadi seseorang yang aktif, bukan pasrah.

Kepasrahan banyak sekali menggema di pikiran manusia seusia saya. Zona nyaman menjadi suatu kepuasan dan juga sekaligus perangkap atas segalanya. Keinginan dan tanggung jawab bisa saja dibiarkan mengalir selagi hak kami hitung seberapa banyaknya. Kami disebut generasi menunduk, dimana kemajuan teknologi dianggap memberikan kami kenyamanan, sehingga hanya mengonsumsi, bukan aktif memproduksi.

Sebagai warga negara yang telah hidup di bawah naungan perlindungan aturan negara, saya memiliki tugas besar untuk memperkuat negara ini. Masih banyak kekurangan yang belum tercapai dari Indonesia. Misi-misi dari generasi pendahulu, bahkan dari zaman nenek moyang, yang belum sanggup dilaksanakan oleh bangsa ini, tak sadar akan selalu di-estafetkan antar generasi karena ketidakmampuannya. Untuk memajukan suatu kaum, atau bahkan dunia, saya yakin atas kalimat "change yourself and you have done your part in changing the world", dimana mengubah disini berarti berubah menjadi yang terbaik. Cukup membuat diri saya menjadi diri yang terbaik, dimulai dari bertanggung jawab akan hal kecil, kemudian ke keseluruhan hal yang ada, saya sudah cukup menjadi bagian dari kemajuan bangsa.

Saat ini, yang saya dapat laksanakan ialah: Membantu orangtua di rumah, karena itu adalah tanggung jawab seorang anak yang berbakti; Memberikan usaha terbaik dalam menempuh pendidikan S1 Arsitektur; Mematuhi aturan apapun yang baik yang ada di sekitar saya; Berperan aktif menuangkan ide agar dapat memproduksi sesuatu di waktu yang akan datang; Menjadi orang yang baik dan juga mematuhi segala moral baik yang ada di dunia.

Semuanya yang tersebutkan sudah saya lakukan progresnya. Namun, masih belum tahu apakah sudah maksimal atau belum. Yang telah saya lakukan ialah: Belajar dan mengerjakan tugas yang ada; Membantu orang tua dan sekitar; dan juga berperan aktif melakukan kegiatan produktif seperti membaca buku; Mengikuti beberapa program kompetisi; Mengikuti kegiatan kerelawanan, dan juga menuliskan dan menyebarkan beberapa hal yang saya ketahui kepada orang lain ataupun media internet.

Dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab saya sebagai penerus bangsa Indonesia sekaligus menjadi seseorang di dunia ini ialah menjadi diri saya yang terbaik. Hal ini jika dijabarkan memang menjadi banyak. Contohnya seperti: Memberikan kemampuan diri sebagai tenaga produksi, misalnya sebagai dosen yang menciptakan generasi berpendidikan. Sebagai diri saya sendiri, saya bertanggung jawab untuk menghidupkan kehidupan saya menjadi mengesankan tanpa banyak kesulitan. Sebagai keluarga, saya bertanggung jawab menaungi segala kebutuhan keluarga, terutama mencari nafkah dan mengurus orang tua. Sebagai manusia lingkungan, saya bertanggung jawab merawat dan mengurangi pemakaian, karena dengan mengurangi, lingkungan tak akan terusik banyak.

Seperti itulah tanggung jawab. Sejajar dengan konsekuensi hidup. Entah apakah saya menyadari seluruh tanggung jawab saya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial, ataupun makhluk individual. Yang dapat menerawang secara lengkap hanyalah Sang Pencipta, Sang Maha Tahu. Yang dapat saya lakukan untuk menyadari diri ialah dengan peka dan berusaha sebaik mungkin untuk dapat menjadi manusia yang terbaik, dan tak lupa bertanggung jawab atas segala yang didapatkan.

Comments