ENDOSITOSIS YANG DIPERANTARAI RESEPTOR

Endositosis yang Diperantarai Reseptor



Endositosis yang diperantarai reseptor merupakan proses endositosis yang menggunakan reseptor khusus untuk partikel tertentu.
Endositosis yang diperantarai reseptor, hampir sama dengan pinositosis hanya saja, selektif terhadap substansi yang ditranspornya.
Endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel dapat memperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah, sekalipun substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida seluler.
Misalnya, sel manusia menggunakan proses ini untuk menyerap kolesterol dan digunakan dalam sintesis membran dan sebagai prekursor untuk sintesis steroid lainnya.
Vesikula tidak saja mentranspor substansi antara sel dan sekelilingnya, vesikula ini juga memberikan suatu mekanisme untuk membentuk kembali membran plasma.




Bagian yang tertanam dalam membran adalah protein dengan tempat reseptor spesifik yang dipaparkan ke fluida ekstraseluler. Ekstraseluler yang terikat pada reseptor disebut ligan. Ligan adalah satu istilah umum untuk setiap molekul yang terkait khususnya pada tempat resptor molekul lain. Protein reseptor biasanya mengelompok dalam daerah membran yang disebut lubang terlapisi yang sisi sitoplasmiknya dilapisi oleh lapisan protein samar.
Protein pelapis ini mungkin membantu memperdalam lubang dan membentuk kantong/vesikula. Kantong ini tidak saja mentranspor substansi antarsel dan sekelilingnya, tetapi juga memberikan suatu mekanisme untuk memudahkan dan membentuk kembali membran plasma.


Mekanisme endositosis yang diperantarai reseptor adalah sebagai berikut:
1. Kolesterol berpindah dalam partikel darah disebut lipoprotein densutas rendah (low-density lipoprotein - LDL). Kolesterol tersebut dikelilingi oleh lapisan fosfolipid dan juga protein. Protein inilah yang dikenali secara spesifik oleh reseptor LDL yang tertanam pada membrane plasma.
2. LDL partikel (kolesterol yang dikelilingi lapisan fosfolipid dan protein) kemudian terikat ke reseptor LDL yang tertanam pada membrane.
3. Molekul adaptin kemudian terikat pada ekor LDL reseptor. Molekul adaptin segera menstimulasi terikatnya Clathrin. Clathrin merupakan jenis protein yang memfasilitasi pembentukan vesikula. Dengan terikatnya Clathrin, maka sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit membentuk vesikula. Vesikula yang diselubungi oleh molekul adaptin dan clathrin kemudian terlepas dari membrane plasma.
4. Setelah tiba di sitosol, molekul adaptin dan clathrin yang melekat pada permukaan vesikula ini kemudian terlepas. Selanjutnya, vesikula ini berfusi dengan endosome.
5. Endosome memiliki pH internal yang rendah, sehingga menyebabkan LDL reseptor melepaskan muatannya ( muatannya yaitu molekul kolesterol yang diselubungi protein dan lapisan fosfolipid). LDL reseptor yang telah melepaskan muatannya akan segera dikembalikan ke membrane plasma. Sebuah vesikula yang memuat LDL reseptor tersebut akan terlepas dari endosome.
6. Sementara itu, LDL partikel harus dibongkar. Endosom yang berisi LDL partikel tersebut dikirim ke lisosom. Lisosom berisi anzim-enzim hidrolitik yang dapat mencerna partikel LDL, Sehingga akhirnya dihasilkan kolesterol dan juga peptida. Kolesterol (dan juga peptida) kemudian dikeluarkan dari lisosom ke dalam sitosol untuk dapat digunakan dalam proses sintesis membran baru.




Secara singkatnya:
1.       LDL dikenali reseptor
2.       Reseptor mengumpul
3.       Clathrin mengikat ujung reseptor di bagian dalam membran
4.       Membran lepas membentuk vesikula yang berlapis clathrin
5.       Clathrin semakin berkurang membentuk vesikula tak berlapis (endosom)
6.       Berfusi dengan vesikula CURL
7.       Ph rendah melepas reseptor
8.       Reseptor didaur ulang di membran











Comments