LAPORAN
TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA
DAN KESUSASTRAAN
ANALISIS NOVEL
Disusun
Oleh:
NAMA : UTAMI RACHMADILA
NPM : 26319449
KELAS : 1TB03
TEKNIK
ARSITEKTUR 2019/2020
FAKULTAS
TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG
Manusia berkomunikasi secara tulisan maupun lisan. Dengan kecerdasannya, manusia memiliki bahasa yang dipakai sejak manusia dapat berbicara untuk mengutarakan apa yang patut diutarakan.
Bahasa dan komunikasi identik dengan sastra. Sastra dapat berupa karya yang dibuat oleh manusia, dengan tujuan menyampaikan dan menggugah gagasannya yang dianggap berbeda dan dapat berguna.
Sastra tak jauh beda dengan seni, sama-sama mengenai keindahan dan gagasan unik. Sastra disusun dengan kata-kata indah. Di dalam bentuk fisiknya, karya sastra seringkali berisi tulisan saja, sehingga banyak manusia visual yang tidak tidak terlalu menggemari karya sastra. Dengan kegunaannya sebagai alat komunikasi, sastra yang juga patut dipelajari secara cermat supaya tidak salah mengambil inti atau gagasan dari yang orang lain sampaikan. Maka itu, gerakan literasi gencar disemarakkan di seluruh generasi. Salah satu wadahnya ialah sekolah, terutama Universitas. Universitas dapat berperan aktif dalam menggencarkan program ini, baik dalam penyelenggaraan pembelajarannya, maupun pengadaan lomba-lomba. Tulisan ini dapat menggugah dan memancing rasa penasaran penulis dan pembaca akan banyak karya sastra yang lainnya.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana inti dari karya sastra tersebut?
2. Nilai moral apa saja yang dapat dipetik dan dicontoh dari karya sastra tersebut?
1.3.
TUJUAN PENULISAN
1. Memaparkan inti dari karya sastra tersebut.
2. Nilai moral apa saja yang dapat dipetik dan dicontoh dari karya sastra tersebut.
1.4.
MANFAAT PENULISAN
1. Memahami inti dari karya sastra tersebut.
2. Memahami nilai moral apa saja yang dapat dipetik dan dicontoh dari karya sastra tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. INTI DAN NILAI MORAL YANG DAPAT DIAMBIL DARI KARYA SASTRA 'THE ALCHEMIST'
Mimpi, simbol ,pertanda dan petualangan akan membawa pembaca seperti mendengar kembali suara suara bijak dalam “The Alchemist”. Dengan bahasa simbolisnya karya besar Paulo Coelho ini memberikan pesan bahwa kita sebaiknya tidak menghindar dari takdir kita, dan mendorong orang untuk mengikuti mimpi mereka, karena tugas untuk menemukan “Misi pribadi” dan misi kita dalam hidup ini adalah jalan untuk menemukan “Tuhan”, menemukan makna kehidupan, kebahagian, pencapaian, dan tujuan tertinggi mengapa kita diciptakan di dunia ini.
Novel ini menceritakan tentang kisah Santiago, anak laki-laki yang punya mimpi dan keberanian untuk mengikuti mimpinya. Setelah mendengarkan “pertanda”, anak laki-laki ini pergi untuk mengejar mimpinya, perjalanan untuk mencari, menjelajah dan menemukan potensi yang ada di dalam diri, yang dalam novel ini disimbolkan dengan pencarian harta karun tersembunyi, yang terletak di daerah gurun Pasir Mesir di dekar piramid.
Ketika dia memutuskan untuk pergi mengejar mimpinya, ayahnya memberi pesan “Jelajahilah dunia sampai engkau melihat bahwa istana kita adalah yang paling indah, dan wanita kita adalah yang paling cantik”. Dalam perjalanan ini, Santiago melihat keindahan dunia, dan bertemu dengan orang orang yang istimewa seperti Raja dan Sang Alchemist (Ahli Kimia). Dalam perjalanannya mengejar mimpinya akhirnya dia menemukan bahwa “dimana hatinya berada disanalah harta karun itu berada”. Dan harta karun itu adalah perjalanan pencarian itu sendiri, perjalanan ketika dia mempelajari dan menemukan dirinya sendiri , kebijaksanaan yang dia peroloeh dalam perjalanan itu.
The Alchemist, merupakan novel yang menganggumkan yang penuh dengan rasa optimisme yang meledak-ledak, novel yang menceritakan pada kita bahwa semuanya adalah mungkin selama kita benar benar menginginkan dan bersungguh sungguh mewujudkannya. Hal ini mungkin terlalu menyerhanakan Filsafat kuno barat tetapi Coelho menyatakan “Kesederhanaan adalah sesuatu yang sangat berharga dan hanya orang bijaksana yang mengerti dan menghargai hal tersebut”
Seperti yang dikatakan oleh Sang Alchemist sendiri, ketika dia muncul dihadapan Santiago dalam bentuk seorang Raja Tua “Ketika kita benar benar menginginkan sesuatu, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu membantu kita untuk mewujudkan mimpi kita menjadi nyata”. Ini adalah inti dari nilai filosofi dan pesan yang ingin disampaikan Coelho dari keseluhuran tulisannya dalam The Alchemist. Dan bukankah hal ini benar bahwa kebanyakan manusia sangat ingin percaya pada Si Raja Tua, ketika dia berkata bahwa Kebohongan yang paling besar di dunia ini adalah ketika pada suatu titik kita kehilangan kemampuan kita untuk mengendalikan apa yang terjadi pada hidup kita, kemudian menyerah dengan mengatasnamakan hal tersebut dengan sebutan takdir. Mungkin ini adalah rahasia sukses Coelho bahwa dia memberi tahu orang orang apa yang ingin mereka dengar, daripada dia memberi tahu mereka apa yang mereka harapkan tetapi hal itu tidak mungkin terjadi.
Coelho juga menyarankan bahwa bagi mereka yang tidak punya keberanian mewujudkan “Misi pribadi” alias takdir/mimpinya, maka seluruh hidupnya akan penuh dengan kehampaan, penderitaan dan kekosongan. Ketakutan akan kegagalan merupakan halangan terbesar untuk mencapai mimpi dan kebahagiaan. Seperti kisah pengakuan menyedihkan pedagang tua yang menjual Kristal , “ Aku takut kekecewaan besar akan menungguku ketika aku gagal meraih apa yang aku impikan, jadi aku hanya memilih bermimpi tanpa berani berusaha meraihnya. Hal ini diceritakan dimana Coelho benar benar mengungkapkan drama dari lelaki yang mengorbankan kebahagiaannya/fullfilmentnya demi rasa nyamannya, dia sebenarnya mungkin mungkin bisa mencapai keberhasilan dalam hidupnya tetapi akhirnya gagal karena menyerah pada rasa takutnya dan berakhir dengan kehidupannya yang hampa.
Sangat menarik untuk melihat Coelho yang menghadirkan tokoh yang menolak mengikuti mimpinya adalah orang yang menolak juga untuk melihat Tuhan, dan setiap orang membawa Tuhan dalam dirinya”. Tetapi, hanya sedikit orang yang berani untuk memilih jalan yang telah dibuat untuk mereka, untuk menemukan Tuhan sambil mencari takdir mereka sendiri dan Tujuan mereka hidup di dunia ini.
Untuk itu Coelho melaui novelnya mengajak kita untuk berani mengejar mimpi kita. Dengan bahasa bahasa simbolis dalam novelnya, dimana Sang Alchemist menemukan Tuhan ketika dalam pencariannya untuk menemukan ramuan kehidupan yaitu ramuan yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit dan batu filsuf yaitu batu yang bisa mengubah logam jadi emas. Ramuan kehidupan dan batu filsuf merupakan simbol dalam bahasa kimia/alchemist yang merupakan simbolis dari dari impian yang merupakan “Bahasa Tuhan”
Ini juga merupakan simbolis bahwa Santiago menemukan pasangan jiwanya dan “rahasia” kebijaksanaan di dalam alam liar gurun pasir. Alam liar adalah simbolis yang banyak digunakan oleh banyak penulis besar, seperti Shakespeare dalam “King Lear”. Di gurun pasir, Santiago bertemu dengan “belahan jiwa” dan menemukan bahwa cinta adalah inti dari eksistensi dan penciptaan/kreasi. Seperti yang dijelaskan Coelho bahwa ketika kita merasakan cinta, kita selalu berusaha untuk memperbaiki diri kita, dan oleh karena itu maka semuanya akan mungkin. Subjek tentang cinta menginspirasi Coelho untuk menulis lirik yang indah dalam tulisannya: “ Aku mencintai kamu karena seluruh alam semesta mendorongku untuk membuatku datang dekat padamu”
BAB
III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Karya sastra berperan sebagai alat penyampaian gagasan dan pesan yang sulit diungkapkan di keseharian saja. Salah satunya novel. Novel yang akan digandrungi remaja berkarakter mudah dipahami dan isinya dekat dengan pengalamannya. Seperti novel ini yang menjadi international best-seller. Membaca novel ini bisa mengubah cara pandang anda tentang hidup, membuat anda bisa lebih dekat pada Tuhan, dan mengubah cara anda menghargai setiap harinya.
Untuk bisa membuat banyak orang melek membaca, tentu dapat dimulai dari diri sendiri, menjadikan itu sebagai gaya hidup yang keren dan bermanfaat, sampai membuat orang lain ikut tertarik mencobanya.
LAMPIRAN
Judul: The Alchemist
Penulis: Paulo Coelho
Penerbit: Gramedia
Comments
Post a Comment